Wednesday, May 25, 2011

Sekitar 70 % Wilayah Banyumas Rawan Longsor

BANYUMAS- Sekitar 70 persen wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah rawan longsor. Kawasan tersebut terutama di bagian utara dan tengah yang didominasi daerah perbukitan dengan kelerengan sedang sampai curam. Ironisnya, hingga kini Banyumas belum memiliki standar operasional prosedur penanggulangan bencana.

Hal ini terungkap dalam Penyusunan Rencana Kontigensi Penanggulangan Bencana, Rabu (25/5/2011) di Baturraden, Purwokerto. Peserta yang hadir mulai dari unsur Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (PBA), Tim SAR Ubaloka (Pramuka), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta warga sekitar daerah bencana di Kabupaten Banyumas.

Kepala Bidang Evaluasi Potensi Bencana PVMBG, Gatot M Sudrajat mengatakan, berdasarkan hasil penelitan, Kabupaten Banyumas bagian utara dan tengah, yang dikategorikan rawan bencana ternyata litologi penyusunnya sebagian besar merupakan perselingan batu pasir dan lempung.

Akibatnya, dengan curah hujan yang sedang hingga tinggi menjadikan tanah pelapukannya tebal. Adapun struktur geologi yang berkembang terdiri dari lipatan, sesar, kekar-kekar dan intrusi batuan beku.

"Secara teknis, sifat batu lempung apabila terkena air akan berubah menjadi seperti pasta atau membubur dan bersifat kedap air. Ini dapat menjadi bidang gelincir atau longsor sehingga memudahkan tekanan beban di atasnya ikut bergerak searah gaya potensial," terang Gatot.

Bupati Mardjoko menambahkan, sebanyak 17 dari 27 kecamatan, meliputi 77 desa di Banyumas rawan gerakan tanah dan tanah longsor. Dari catatan Pemkab Banyumas, selama tahun 2010, terjadi 117 kali kejadian tanah longsor. Adapun sejak awal tahun 2011 hingga bulan Mei ini tercatat 3 kali kejadian tanah longsor.

"Kami berharap segera disusun SOP penanggulangan bencana mengingat kondisi geografis Banyumas. Hasilnya nanti akan menjadi pedoman dalam penanggulangan bencana di wilayah ini," ungkap Mardjoko.



sumber

No comments:

Post a Comment