Friday, April 22, 2011

Zizi: Pria Mancung, Yes, Botak, No!

KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN
Miss Universe 2009, Stefania Fernandez (kiri) dan Puteri Indonesia 2008, Zivanna Letisha Siregar foto bersama saat bertemu dengan wartawan di Hotel Nikko, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2009).

JAKARTA, KOMPAS.com -  Zivanna Letisha Siregar, Puteri Indonesia 2008, yang mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2009, mengaku bukan tipe perempuan yang suka mematok batasan waktu untuk urusan jodoh. Namun begitu, bukan berarti ia tak mau membuka diri bila kelak ia menemukan pria yang dianggapnya pas.
Nah, bila bicara urusan pria yang diidam-idamkannya kelak menjadi pasangan hidupnya, Zizi, begitu disapa, berharap pria itu sesuai kriterianya. Seperti apa sosoknya, berikut wawancara Teguh Prayoga Sudarmanto dari Kompas.com dengan Zizi di kediamannya di  kawasan Cinere Estate, Jakarta, Rabu (20/4/2011).
Pria yang bagaimana yang bisa membuat kamu jatuh hati? (Yogi Kurnianto,  Surabaya Selatan, yogibaru@gmail.com)
Hm.. apa ya ? (Zizi terlihat malu-malu saat disodorkan pertanyaan tersebut) Aku suka pria yang humoris, pintar... bukan pintar baca buku saja tapi juga pintar bergaul.
Pintar bergaul, maksudnya? Ya karena aku ingin punya pasangan yang bisa mengimbangi kehidupan karier aku. Aku setiap hari bertemu dengan orang-orang baru, tentunya ingin pasangan yang adaptatif, supel, tidak diam-diaman saja dengan orang-orang tersebut.
Kriteria lainnya? Tentunya juga seiman. Kalau secara fisik, aku suka orang yang berhidung mancung dan nggak botak, he-he-he. Aku berharap, dia nanti bisa membawa arah aku ke mana dengan baik.
Apa sudah terpikir untuk menjalin sebuah hubungan yang serius.  Kalau disuruh pilih, apa ingin menikah umur 25 atau 28 tahun? Hahaha... aku tidak tahu. Aku nggak mau terlalu memberi patokan. Kata mama, anak gadis tidak baik membicarakan patokan umur untuk nikah nanti, he-he-he.
Lebih baik jadi ibu rumah tangga/wanita karier?  Aku belum tahu. Aku suka bekerja dan aku suka tantangan baru. Kalau aku sendiri, keputusan aku akan selalu beraktivitas di rumah tangga atau boleh berkarier kelak pascamenikah, sepenuhnya diserahkan pada kesepakatan antara aku dan suami. Aku yakin, pasti suamiku nantinya tahu keadaanku dan karierku. Jadi kalau seandainya suamiku nanti memaksaku untuk mengambil keputusan yang tidak melibatkan pendapatku, kayaknya itu nggak mungkin karena aku nggak akan memilihnya dari awal, ha-ha-ha.. 


sumber

No comments:

Post a Comment